Haruskah Membuktikan True Love Lewat
Making Love?
Mereka yang melakukan
aktivitas pacaran, memberikan alasan bahwa seks sebelum nikah (sex before
marriage) adalah bukti cinta sejati. Logika mereka, yang namanya cinta itu
butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang diajak pacaran, maka ia harus mau
berkorban. Apa bentuk pengorbanannya? Tak lain dan tak bukan adalah
mengorbankan kesucian mereka. Naudzu billah.
Tentu ini adalah alasan yang
dibuat-buat untuk memperturutkan hawa nafsu rendahan. Yang benar adalah bila
seseorang cinta pada seseorang pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan
kepada orang yang dicintainya dan tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam kesengsaraan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ
لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنَ الْخَيْرِ
“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya,
seorang hamba tidak beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai
saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapat kebaikan.”[6]
Bila kita benar-benar cinta
kepada seorang wanita dan sebaliknya, maka kita akan bersungguh-sungguh menjaga
kesuciannya karena itu adalah suatu kebaikan sebagaimana kita pula ingin
memperolehnya. Tentu hal itu tidak ditempuh lewat jalan pacaran dan berhubungan
seks di luar jalan yang benar. Pengorbanan yang benar dalam cinta bukan
berkorban untuk maksiat, namun berkorban dengan mengerahkan seluruh kemampuan
menjaga kesucian diri dan orang yang dicinta serta berusaha meraih hubungan
yang dihalalkan oleh Allah. Yakinlah adikku, jika kita benar-benar tulus ingin
menjaga kesucian diri dan meraih yang halal, Allah pasti akan menolong. Ingat
selalu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ
اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ
الْعَفَافَ
“Tiga orang yang berhak mendapatkan
pertolongan Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab yang
ingin membebaskan dirinya, dan orang yang menikah yang ingin menjaga kehormatan
dirinya.”[7]
Oleh karenanya, jika seseorang betul-betul ingin menjaga kesucian dirinya, maka
tempuhlah jalan yang benar yaitu melalui jenjang pernikahan, niscaya pertolongan
Allah akan terus datang. Yakinlah!
Jadi cinta sejati dibuktikan
lewat jalan yang benar yaitu lewat jalan menikah. Jika belum mampu, maka
bersabarlah. Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang baik. Jauhi pergaulan dengan
lawan jenis kecuali jika darurat. Banyak memohon kepada Allah agar diberikan
kemudahan untuk terlepas dari zina dan segala jalan menuju perbuatan yang keji
tersebut.
Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada
setiap muda-mudi yang membaca risalah ini.
Sumber : www.remajaislam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar